everyday's tidbits

Wednesday, January 31, 2007

AZ Express Food

Sudah sejak awal bulan saya penasaran, toko apakah gerangan yang sedang dibangun di depan Kantor Walikota Banjarbaru itu? Sepertinya dindingnya kaca semua, dan ada warna dominan putih dan merah. Restoran? Atau toko barang sport? Toko baju?

Akhirnya ketika lewat beberapa hari yang lalu, saya lihat toko itu sudah buka (kabarnya bukanya tanggal 20 Januari 2007). Bukan hanya itu, kelihatannya satu ruko di depan rumah walikota itu seluruhnya dimiliki oleh orang yang sama. Yang saya sangka restoran tadi ternyata memang tempat makan cepat saji, dengan nama AZ Express Food. Kelihatannya eksklusif. Di sampingnya, nampak tulisan AZ Bakery. Wah kalau yang bakery jelas jual roti, yang express food jual apa yah? Gak ketahuan dari luar. Kelihatannya tempat makan satu ini selalu penuh tempat parkirnya kalo jam makan siang. Entah harganya murah, atau rasanya enak, atau karena memang karakter orang Banjar yang sangat ingin tahu dengan sesuatu yang baru.

Mulai muncul isu-isu di kantor, dan ternyata AZ itu kependekan dari Azzahra, kabarnya ini ide dan milik keluarga almarhum Guru Ijai, tokoh agama karismatik dari Sekumpul, Martapura. Karena ini milik keluarga beliau, maka bisa dipastikan makanannya halal, walau tanpa mencantumkan tanda "halal". Tapi kalau dipikir-pikir, tidak ada satupun tempat makan tidak halal di Banjarbaru dan Martapura, kota-kota dimana semua pegawai negerinya (yang berpakaian dinas) yang berjenis kelamin perempuan diwajibkan memakai kerudung.

Kemaren, aku, kak Mamay, dan Memet berkesempatan makan di sana, jam 12 siang lewat dikit, biar gak ketemu sama gerombolan makan siang. Yap, ternyata masih sepi, cuma 2 meja terisi, dan antrian depan counter cuma 2 orang. Bagian dalamnya bersih (ya dong, kan baru), dominan merah, putih dan coklat. Lantai kotak-kotak coklat, kursi sofa merah di sepanjang dinding kaca tepi luar, dan kursi-kursi putih di bagian tengah, seperti umumnya kursi-kursi restoran cepat saji. Ada tangga melengkung ke atas, mungkin restoran ini akan jadi berlantai 2 nantinya. Tempat cuci tangan di samping tangga, bersih dan modern.

Menu terpampang di dinding belakang counter plus harganya. Oh ternyata ayam goreng tepung (Dejjaz) yang jadi menu utama. Ada harga satuan, ada paket. Kalo ayam goreng, 1 paket yang terdiri dari 1 ayam, 1 nasi, 1 minuman, harganya hanya Rp 10.000. Kalau ayamnya 2, Rp 15.000. kalau ayamnya 4 plus tambahan1 roti bulat, Rp 25.000. Kalo ayamnya 9, plus roti 2, harganya Rp 50.000. Murah kan? Kelihatannya ukurannya gak terlalu kecil kok per potongnya.

Kemudian ada (nah ini yang saya mau) Kabab Dejjaz, Kabab Lahm, Syawarma Dejjaz, Syawarma Lahm. Masing-masing Rp 7.500. Kalo dalam paket dengan minuman, harganya cuma Rp 10.000. Trus ada yang serba Rp 5.000, yaitu pelengkap penderita seperti Sup (gambarnya sih sup jagung), Salad (gambarnya Salad Buah), Es Krim, dan Bataties (french fries). Masih banyak gambar-gambar menu lain di dinding dan langit-langitnya, tapi rupanya belum tersedia.

Kabab tu daging panggang, bisa daging sapi, domba, ayam, atau ikan, yang diiris tipis-tipis. Yang ada di AZ tu daging sapi dan daging ayam. Biasanya dagingnya dibakar perlahan dengan memasangnya di tonggak logam yang berputar di depan pemanggang vertikal. Daging panggang ini kemudian diletakkan di atas dadar tipis (kayak dadar terigu) berbentuk bulat, dikasih tomat, daun selada, mayonnaise (mungkin), bawang bombay, dsb dsb, yang diris-iris kecil-kecil. Lalu digulung, jadi mirip Twister-nya KFC dulu.
Kalau Syawarma, mirip dengan Kabab (cuma sayurannya tidak diiris-iris kecil), tapi diletakkan di antara 2 roti, jadi mirip sandwich, burger atau hotdog. Menurut penjaga counter, Dejjaz tu ayam, Lahm tu daging.

Akhirnya, kami bertiga pesan Syawarma Lahm (ngapain juga beli ayam goreng) dan minuman, plus Sup. Rupanya yang siap saji cuma ayam gorengnya. Kalo pesan yang ini bisa langsung diambil. Syawarma mesti nunggu agak lamaan, sampe laper. Minumannya datang duluan. Uniknya, gak ada Coca Cola, Sprite, Mirinda dsb di sini. yang ada cuma air mineral, orange juice dan Fresh Tea. La iya lah.... Gelasnya persis kayak gelas resto cepat saji lain-lainnya, gambarnya aja beda: gambar ayam imut pake baju dan topi koki. Warna dominan merah-biru, hmmm... ingat sama resto mana ya warna ini?

Kedua datang Batatiesnya. Ternyata kentang goreng biasa, dengan rasa standar. Yang asik tu pilihan sausnya. Ada saus sambal, saus tomat, dan saus garlic. Nyam nyam enak banget yang garlic. Besok-besok kalo ke sini lagi mau bawa wadah kecil ah buat diisi garlic sauce ini buat dibawa pulang :D

Terakhir datang sup bersama Syawarma-nya. Ternyata supnya bukan seperti di gambar. Di gambarnya nampak sup jagung kental penuh sampe ke permukaan. Yang ini ternyata sup, mmm, ayam kelihatannya. Sup encer, airnya banyak, isi supnya ada di dasar doang: wortel adalah content utamanya, ada kembang kol yang diiris kecil-kecil, ada ayam yang kecil-kecil potongannya, kayaknya juga ada bakso ikan, mungkin, gak tahu habis semuanya kecil-kecil banget. Tapi seger sih dingin-dingin hujan-hujan gitu.

Syawarmanya tidak begitu besar, dan isi dagingnya dikit, keras lagi. Tadi saya lihat pas pelayannya memotong dari putaran dagingnya di belakang counter. Pelit amat mas. Tapi terobati lah perasaan karena semuanya dicocolin ke saos tomat dan garlic. Gak kenyang pula (Memet dan kaka Mamay kok kenyang sih). Maaf gak ada skrinsut dari dekat, habis pada laper, pengen cepat-cepat makan.

Sesudah kami mulai makan, mulailah tu resto dipenuhi PNS berbaju dinas. Mereka rata-rata beli ayam goreng. Ada mas-mas yang beli paket ayam 4 biji itu buat sendiri. Laper ya mas. Mungkin sudah pada tahu kalo makanan Arabnya terlalu sedikit untuk mengganjel perut. Malah ada para bapak yang masuk, melihat-lihat gambar menu, lalu pergi keluar sambil terkekeh-kekeh, mungkin terus pergi ke sebelah, ke warung Ayam Bakar Wong Solo yang porsinya lebih gedean, harganya juga sepaket Rp 10.000. Mana ada juga menu pete goreng *slurp*

Yang melayani semuanya cowok. Katanya sih kalo Magrib tutup. Gak tahu apakah kalo Jumatan juga tutup. Mereka masih kagok-kagok gitu, lama banget ngelayaninnya. beda banget dengan McD ;p Counternya juga baru ada 2 saja. Kebayang kan kalo lagi penuh, antriannya kayak apa. Mana orang Banjar cenderung gak mau tahu apa itu budaya antri. Pernah di bank waktu aku masih suka menabung (hihihi), suka pelotot-pelototan sama bapak-bapak dan ibu-ibu yang mau nyerobot di depanku. Sekali saking emosinya malah sampe narik kerah baju mas-mas. Lupa bahwa diri perempuan dan tidak pantas berkelahi. Di minimarket atau supermarket juga gitu. Kalo gak bawa Nida yang badannya gede dan mukanya sinis, suka kalah ngantri.

Yang bagusnya, di kuitansi pembayarannya tertulis akad jual beli "Kami jual semua pesanan anda sesuai harga di atas". Juga tersedia halaman parkir yang luas, ada parkir samping dan depan. Jadi tidak bikin macet jalan.

Ngomong-ngomong masakan Arab, kelihatannya ada resto Arab baru buka di Jalan Kayutangi, namanya Sahara. Itu juga penuh terus dengan mobil di depannya. Kapan-kapan coba ah.

14 Comments:

  • At 1/31/2007 08:43:00 AM

    Banjarbaru tuh dimana ya? hihihi... hebat ya.. disana ada ayam bakar wong solo ... :)) salam kenal mina.

     
  • At 1/31/2007 09:02:00 AM

    Banjarbaru tu 33 km-an dari Banjarmasin, ken. Di Kalimantan Selatan. Ayam Bakar Wong Solo-nya nicepet saji log, gak kayak di resto Wong Solo di Jogja yang kalo pesen lama banget. Tapi memang menunya cuma ayam bakar dan ayam goreng, plus pete goreng, tempe dan tahu penyet.

     
  • At 1/31/2007 03:33:00 PM

    weh... liputan kulinernya mantab!!!!

    oo.. jadi yg namanya kebab tu kek gitu toh? di sini banyak jual, penasaran juga, tapi kalo liat tempat kek gitu takutnya MAHAL dan NDAK ENAK serta PORSINYA SEDIKIT..

    wekekekek...

    sip sip.. teruskan liputan kulinermu, mbak!! 

    Posted by zam

     
  • At 1/31/2007 05:26:00 PM

    @zam: kata temenku, di simpangempat jalan kaliurang dekat toko merah tu, belok kiri dikit di simpang empat, ada kebab yang enak. gak tahu apa masih ada.

     
  • At 2/03/2007 02:26:00 PM

    referensinya kumplit..plit..plit, bisa dicoba nih klo nyasar kesana nanti

     
  • At 2/04/2007 05:07:00 AM

    wah, ini bisa dibilang restoran fusion yah. ingredients lokal dimasak secara arab.

    setauku yg namanya kebab itu kalo nggak pake daging kambing ya sapi. kalo disitu ada daging ikan pastinya menarik, boleh dicoba tuh :D

    trus lagi soal shawarma, kok pake roti model bun gitu ya? seingatku di arabnya sono shawarma yg original pake roti semacam roti canai ato maryam gitu deh. mungkin disini lebih praktis pake bun ya? hehe 

    Posted by fahmi!

     
  • At 2/04/2007 06:29:00 AM

    @fahmi:
    mi, yap, orang pake roti maryam. tpi di tiap negara mungkin dimodifikasi yah.

    @kris: wait a sec, kamu di jogja????

     
  • At 2/06/2007 04:49:00 PM

    slruuuupppppp.......jadi ngiler!
    buka cabang di jogja gak ya?

     
  • At 2/06/2007 08:53:00 PM

    waduh baru tahu kalo di INdo ada juga KABAB(kebab) ne KABAB nama bekennya di jerman itu KEBAB. Asli sama banget apalagi tempat buat panggang dagingnya....ini makan sehat karena lemaknya dikit n ada sayur2annya..harganya disini lebih mahal sekitar 20.000 ribu rupiah....asik ne kalo dicobain uenakkkk----

     
  • At 2/07/2007 09:21:00 PM

    waaa...suka narik kerah baju mas-mas. Kalau pake kaos tanpa kerah mau ditarik apanya?
    ada ayam bakar wong solo juga? kalau mau maem disana harus poligami? :p

     
  • At 2/09/2007 05:40:00 AM

    saya jadi ngiler Mbak.
    Rasanya maknyusss nggak.
    Di Samarinda cabangnya Wong Solo nggak enak blass, mungkin tangannya atau keringetnya beda yo.

     
  • At 2/09/2007 09:18:00 AM

    Sebelum puasa 2006 saya sempat ke Banjarbaru 2 minggu. Belum buka, ya. Tapi sayang baru sekali itu dan diperam di Balai Diklat Depag.

     
  • At 2/12/2007 01:19:00 PM

    AZ?Kupikir ada hubungannya dengan SANGJI...Kupikir lagi adanya di Banjarmasin. Kupikir aku diajak...Kepikirin banget neh...

     
  • At 2/12/2007 09:17:00 PM

    *didit*: gak ada dit

    *tito*: halah ngomong2 poligami :D mentang-mentang pacarnya 2, si dina dan si santi heuheueheuehu...

    *cakmoki*: o jadi enaknya makanan itu karena keringat ya? *huekkks* heheheh

    *will*: Balai Diklat Depag, katanya diklat di sini enak ya, makanannya banyak dan kalo kelamaan diklat di situ bisa endut? lagi2 ngomongin makanan.

    *uyi*: -injek2 uyi- hihihi.... sangji sangji ngapain ngomongin sangji :) maaf sudah mengobrak abrik labmu dengan semena2 demi nyambut mereka. btw, itu yang gemuk, mukanya kayak bintang film mandarin yah?

     

:
:
:

BloggerHacks

<< Home