Pusat Studi Korea di Banjarmasin
Hari Senin kemaren, aku tergesa-gesa pulang kantor supaya masih sempat belajar. Ya, hari itu aku ujiaaan! *hiks* Ujian apa sih? Ujian Bahasa Korea. Aku datang ujian dengan perasaan gugup tapi excited. Gugup karena sering bolos. Excited karena sudah belajar, gitu loh. Tahu deh hasilnya. Kelihatannya setiap orang yakin banget dengan dirinya.
Asal mulanya, setengah tahun yang lalu, ketika jaga UMPTN di Rektorat Unlam, aku iseng-iseng jalan-jalan ke gedung di belakang Rektorat, habis lunch. Gedung di belakang Unlam itu dulunya perasaan cuma perpustkaan pusat deh, tapi sekarang bagian kanannya sudah menjadi Laboratorium Bahasa (pindahan dari gedung depan, setelah terbakar), dan sebelah kirinya kini menjadi seperti yang tertulis di depannya: Pusat Studi Korea.
Sejak masih di Jogja, aku sudah tertarik untuk ikut kursus bahasa Korea, sekaligus berminat dengan budayanya. Mulanya tertarik dengan film-filmnya (terutama anything by si cantik Jeon Ji-hyun dan Choi Min-shik) dan musik populernya. Lalu gara-gara Yeyen, teman sekos dulu, yang dapet kesempatan kuliah di Korea selama setahun, aku jadi iri dan pingin bisa juga bahasanya, biar kalo nonton dan nyanyi aku bisa paham.
Mahasiswa yang mempromosikan Pusat Studi Korea di acara Pameran UGM sangat bersemangat sekali, kelihatan seperti orang-orang Korea di film-film. Mereka meyakinkan diriku bahwa belajar Korea itu sangat-sangat-sangat mudah, cukup 1 bulan pasti sudah bisa nulis dan baca huruf-hurufnya yang aneh, yang banyak segiempat dan bulat-bulatnya itu, begitu kata mereka. Waktu itu aku sudah mau mendaftar, tapi karena kesibukan, tidak sempat-sempat.
Sebenarnya, aku selalu berniat mendaftar ke kursus bahasa, tapi tidak pernah kesampaian hehehe. Sebelumnya, aku ingin mendaftar kursus di Lembaga Indonesia Perancis (LIP) Jalan Sagan 3 Jogjakarta yang kelihatan cozy dan menyenangkan, lengkap dengan cafe dan perpustakaannya. Bahkan di auditoriumnya sering diadakan acara diskusi sastra, teater, pemutaran film, termasuk pentas baca dan peluncuran Serat Centhini. Aku juga berniat mendaftar kelas di kursus Bahasa Jepang, juga di Lembaga Indonesia Jepang Jalan Sagan. Asiknya kursus-kursus seperti ini, mereka mencampurkan belajar bahasa dengan belajar budaya. Aku juga sempat mau kursus Bahasa Jerman di Pusat Studi Jerman di daerah Sekip (Jalan Asem Kranji Jogjakarta), tapi gak jadi, karena nauzubillah mahalnya.
Balik ke Pusat Studi Korea di Banjarmasin. Pas aku iseng-iseng ke sana, aku disapa oleh seorang mahasiswa Indonesia dan seorang ibu-ibu dari Korea dengan sapaan khas Korea (waktu itu gak ngerti dia ngomong apaan): "Annyonghaseyo" sambil membungkukkan badan. Aku cuma senyum-senyum gak jelas, sambil menjawab: "Good afternoon." Bego kan. Habis gak tahu mau ngomong apa, aku sudah kuatir jangan-jangan si ibu itu gak bisa ngomong Inggris. Ternyata, dia bisa ngomong Indonesia!
Aku pun bertanya tentang kursus yang diberikan dan langsung mau mendaftarkan diri. Ternyata, hiks, kursus dikhususkan untuk mahasiswa. Wah diskriminasi ini. Akhirnya, karena aku kelihatan begitu kepingin kursus, aku disuruh meninggalkan nomor telpon, siapa tahu mereka suatu hari membuka kursus untuk umum.
Begitulah, 3 bulan yang lalu aku di-sms, diminta datang ke Pusat Studi Korea, karena mereka membuka kesempatan untuk umum untuk ikut kursus, gratis lagi (paling demen sama yang gratisan). Dengan bersemangat, dari kantor aku langsung ke sana. Ternyata, hiks hiks, ternyata aulanya penuh dengan anak-anak krucil, mahasiswa tingkat awal kalau melihat keimutan mereka. Mereka menatap bajuku yang memang aneh sendiri: baju kerja, pake rok lagi. Mahasiswa sekarang kan pada jarang pake rok. Belum aku juga bawa tas kerja, untung hari itu gak menyeret-nyeret laptop. Minder deh. Setelah 1 jam kemudian, ternyata ada juga yang tuaan yang ikut, bapak-bapak dan ibu-ibu berbaju Pemda. Terus ada para dosen juga.
Menurut bapak-bapak berbangsa Korea yang membuka acara, Pusat Studi Korea saat ini hanya ada di 3 tempat, yaitu di Universitas Gadjah Mada, Universitas Islam Indonesia Jogjakarta, dan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Yang di tempat lain aku gak tau, tapi yang di Banjarmasin tempatnya nyaman dan dingin, jendela di sepanjang dinding ruang-ruang belajarnya. Aulanya luas dan tinggi, lantainya kayu. Di dinding berjejer rak-rak rendah dimana tersusun rapi majalah-majalah populer dari Korea (berhuruf Korea), tourist guide, buku-buku tentang negeri Korea, buku cerita, boneka, sepatu, dan macam-macam kerajinan tangan.
Akhirnya, kursuslah saya. Karena tempat kerja dan Rektorat yang beda kota, aku harus memilih hari Senin untuk kursus. Jam 2 lagi, gila kan. Mesti pulang jam 12 dari kantor. Untung cuma sekali seminggu. Sudah itu, hari Senin itu semua pengikutnya para krucil itu. Untungnya tidak ada yang menduga aku bukan mahasiswa, soalnya aku ditanya fakultas mana dan baru (!) semester berapa. Huh, ternyata diriku masih imut rupanya mukanya yah *narsis sendiri*
Boleh sih bangga dengan wajah sendiri, tapi pas begitu sudah ngomongin belajar bahasa, memang otak tua susah dibandingin dengan otak bayi-bayi itu, ketahuan deh bahwa sudah uzur. Lagian model belajarnya benar-benar model jaman baheula ding. Sang guru (si ibu-ibu Korea itu) membaca satu kalimat, semua mengikuti, terus satu-satu disuruh membaca, terus pada akhir session, satu-satu ke depan disuruh menghapal satu halaman percakapan dalam bahasa Korea. Haduh, otakku ini kan sudah gak punya laci lagi! Hu... bete. Para bayi itu dengan mudahnya nyerocos sampai berbusa di depan menghapalkan kalimat-kalimat panjang.
Setelah berminggu-minggu, terbukti kata-kata mahasiswa di Jogja dulu bohong adanya. Huruf-hurufnya yang kelihatan lebih sederhana daripada huruf Jepang dan Cina itu ternyata tidak semudah itu diingat-ingat. Ada banyaks ekali vokal, ada 3 jenis penulisan huruf e, ada 2 jenis huruf o. Belum pengucapannya, huruf j kadang dibaca c, huruf g kadang dibaca k, huh! Kok tidak seperti huruf-huruf Indonesia, what you see is what you get. Kalo didiktekan, susah deh, mau nulis pake huruf e yang mana, o yang mana, apa pake j atau c atau ch, dsb. Belum ngapalin vocabulary-nya. Kamus kecil yang kubeli bener-bener tak berguna, mestinya membeli kamus yang pake tulisan Korea asli. Nah, tetapi kalo tata bahasanya, ternyata tidak seribet bahasa Inggris yang kebanyakan tenses dan irregular verbs. Atau belum?
Sampai sejauh ini, kursusnya agak membosankan. Kulturnya gak diajarin sama sekali. Orang-orang Korea yang tadinya ada di awal-awal masa kursus, sekarang entah pada ke mana, mungkin lagi liburan pulang kampung ke Korea. Sekarang yang ngajar orang Indonesia. Gak ada nyanyi-nyanyi atau maen game :( Diktatnya juga sederhana sekali, bagian tata bahasanya tidak begitu jelas, kalau tidak dengan bantuan situs Learn Korean, aku pasti agak bingung. Tapi mungkin juga itu karena gratis ya. Kalau sudah cukup banyak dapet dasar-dasarnya, aku mau berhenti aja kursus, belajar otodidak saja lah.
Gosipnya, semester-semester ke depan, bahasa Korea ini akan dimasukkan ke kurikulum semua fakultas, mungkin sebagai mata kuliah pilihan. Kalau bukan orang yang memang tertarik pada bahasa, kelihatannya mata kuliah ini akan kurang populer. Yang ikut pun pasti terpengaruh romantika film-filmnya. Waktu gosip ini aku sampaikan ke Dekan dan Pembantu Dekan, mereka cuma tertawa meremehkan, mendengar gosip itu. Pelajaran bahasa kelihatannya sulit mendapat tempat ya di FK? Sekarang Bahasa Inggris saja dihapuskan dari kurikulum hampir semua FK se-Indonesia, dianggap tidak penting, menuh-menuhi transkrip, dan buat mengurangi beban mahasiswa kedokteran yang sudah overwhelming itu. Padahal tanpa Bahasa Inggris, bagaimana mereka bisa memahami artikel-artikel ilmiah dan buku-buku teks yang ditulis dalam bahasa Barat itu? Mungkin disuruh "learning by doing" seperti kebanyakan ilmu di keprofesian dokter :D
12 Comments:
At 11/15/2006 06:53:00 PM
belajar bahasa Korea?
halah...Mina mau jalan2 ke Korea ya? wahh..kereenn... :)
At 11/17/2006 12:48:00 AM
mauuuu..... sini duitnya, daripada duitnya dipake makan terus hehehe
At 11/17/2006 02:28:00 AM
wow.. panjang bener liputannya minnn.. :p
bahasa korea tuh susah banget bacanya.. jadi nggak tertarik :(
At 11/17/2006 08:32:00 PM
setuju... aku juga ga paham bahasa korea.. sukanya ama Song He Gyo... tapi kalo ada yang ngajak jalan ke Korea sih gua mau aja... hahahhaa
At 11/18/2006 12:44:00 AM
heee... itu sassy girl jeon ji-hyun saya juga suka :D hihihi song hye-kyo juga ;) kalo maen ke korea sono titip salam yah!
At 11/20/2006 12:21:00 PM
Bahasa Korea ... aku tahunya cuman "Kimci" . Aku belajar bahasa asing cuman lewat daftar menu. Praktis, Cepet, Kenyang lage...
At 11/25/2006 09:05:00 PM
bahasa korea tuh susah ngak grammerny coz aq mo belajar bahsa korea.bisa kasih tau ngak tata bahasa koreany.mohon bantuannya.....................
yahnks
Posted by oscar
At 11/26/2006 10:22:00 AM
@oscar:
menurutku gak sesusah inggris yang ribet bet bet. coba kamu lihat-lihat situs www.learnkorean.com
Posted by mina
At 1/12/2007 09:02:00 AM
Anyeonghaseyo!
Ja nen Zamroni-yeyo..
Ja nene Gadjah Mada University hagsengi-yeyo..
wakakakaka...
jadi inget pas ngambil kuliah Bahasa Korea 1 di FIB UGM. Dulu sempet ada kuliah Bahasa Korea buat mahasiswa di luar FIB. Mayan, dapat B sayah.. :D
Tapi setelah itu, program bahasa Korea itu ndak diteruskan lagi oleh pihak FIB. Entah kenapa..
Padahal saya masih bersemangata belajar Korea.. N menurut saya, huruf Korea (Hangeul) itu lebih mudah dibaca daripada KANJI Jepang maupun Cina..
AH, jadi inget belajar Korea karena banyak CEWEK-nya.. wakakakaka...
Posted by zam
At 2/02/2007 03:17:00 PM
To Zam:
I was graduated from FIB UGM last year and I want to tell you Zam why FIB do not continue Korean language course program, because a lot of people like it and it is become a new big money business for UGM, so they open a diplome program for Korean language...so that's why you can't continue you study there. Anyway, I'm from banjarmasin also...but I live far away from my hometown.
Posted by eve
At 5/22/2016 07:11:00 PM
To zam:
Bs mnt no yg bs dihub bt bljr bhsa korea yg di unlam it?mksh
At 5/22/2016 07:11:00 PM
To zam:
Bs mnt no yg bs dihub bt bljr bhsa korea yg di unlam it?mksh