SPMB 2006 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Kemaren dan hari ini, tanggal 5-6 Juli 2006, Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin padat dengan manusia. Maklum pada tanggal-tanggal itu, para calon mahasiswa baru mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) atau UMPT kalo istilah jaman aku dulu. Nah, tahun ini, sesudah terakhir bertahun-tahun yang lalu, aku kembali kebagian tugas mengawas. Bukan sesuatu yang aku sukai sebenarnya, hiks hiks, bosennya itu loh gak ketulungan, kan jadi ngantuk kalo tidak melakukan apa pun selama berjam-jam.
Tahun ini, di seluruh Indonesia terdapat 340.348 cama atau calon mahasiswa (hmmm, cama-cami kok mengingatkan pada istilah perpeloncoan ya?) yang berkompetisi memperebutkan 90 ribu kursi di 1799 program studi di 53 perguruan tinggi negeri. Sekitar 1 banding 4, lah. Banjarmasin termasuk Regional II, bersama-sama daerah Kalimantan lainnya, Jateng, dan DIY. Yang ikut ujian di Regional II sebanyak 56.708 orang. Yang ujian di Unlam Banjarmasin sebanyak 3.080 orang yang terdaftar, tetapi sebanyak 103 orang ternyata tidak hadir pada hari pertama SPMB, tidak tahu kenapa. Mungkin ada yang sudah lulus PMDK dan harus mengikuti matrikulasi.
Tahun ini Unlam mentargetkan menerima mahasiswa baru sebanyak 2.675, terdiri dari penerimaan melalui jalur SPMB sebanyak 1.430 orang, jalur PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan) sebanyak 1.100 orang, jalur mandiri alih jenjang sebanyak 40 orang, dan jalur mandiri reguler sebanyak 105 orang. Apaan ya itu jalur mandiri?
Yang mandiri alih jenjang di sini sepertinya yang dimaksud penerimaan mahasiswa alih jenjang PS Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran Unlam, yang memang ditujukan untuk lulusan D3 kesehatan yang ingin meningkatkan pendidikannya menjadi sarjana. Kebanyakan sih yang ikut orang yang sudah bekerja, makanya kuliahnya cuma Sabtu-Minggu, selesai cuma dalam 4 semester.
Yang jalur mandiri reguler ni kelihatannya benar-benar jalur mandiri, tanpa tes. PS Kesehatan Masyarakat jalur reguler memang hanya dibuka untuk jalur mandiri, biasanya yang tidak lulus PMDK di FK (PMDK untuk masuk FK Unlam memang diberikan tes tambahan yaitu tes kemampuan akademik, psikotest, dan tes kesehatan; makanya namanya PMDK Plus) ditawari masuk ke PS Kesehatan Masyarakat. Selain itu, PS Farmasi (di bawah Fakultas MIPA) juga hanya menerima mahasiswa melalui jalur mandiri. Menurutku jalur mandiri ini membuat input mahasiswa kurang kompetitif, kenapa tidak dibuka jalur SPMB saja?
Ini denah pelaksanaan SPMB. Menurutku kurang akurat nih denahnya, aku kan jaga di Lantai 3 Gedung Rektorat, kebagian jaga yang IPC (IPA & IPS). Di denah kok dibilang IPS?
Hari I, ujian mulai jam 9 sampai jam 11.30 WITA, menguji Kemampuan Dasar: Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Matematika-nya aduh mak! Kok sulit sekali ya (atau aku yang sudah kelamaan tidak ketemu soal matematika ya)? Malah lebih mudah soal-soal Matematika pada Hari II (Kemampuan IPA). Kasian kan yang IPS, yang juga harus mengerjakan soal-soal Kemampuan Dasar ini. Bahasa Indonesia-nya sepertinya pilihan jawabannya mirip-mirip, belum pilihannya yang aneh-aneh kalimatnya (seperti di-copy and paste dari kalimat-kalimat di koran atau buku). Kesalahan struktur bahasa dibilang kesalahan ejaan. Atau mungkin aku yang sudah tidak mengerti lagi bahasa Indonesia. Bahasa Inggrisnya lumayan mudah lah.
Hari II, ujian mulai jam 08.30 sampai jam 11.00 WITA, menguji Kemampuan IPA: Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, dan IPA Terpadu. Jam 12.00 sampai jam 13.30 WITA menguji Kemampuan IPS: Sejarah, Ekonomi, Geografi, dan IPS Terpadu. Seperti biasa, IPA Terpadu dan IPS Terpadu selalu menjadi soal paling sulit dan "aneh". Cuaca panasnya minta ampun. Para cama-cami itu kelihatan kuyup, tidak hanya karena soal, tapi juga karena 4 AC dan 2 kipas angin yang tidak berfungsi.
Soal dibuat dengan 2 tipe, ganjil dan genap. Yang nomor ujian ganjil dapet soal ganjil, begitu pula sebaliknya. Tempat duduk diatur sehingga secara horisontal dan vertikal mereka tidak mendapatkan soal yang sama. Enak yang menjadi pengawas, bisa santai.
Sebenarnya bukan soal yang berbeda sama sekali sih, cuma nomornya yang dipertukarkan. Bahaya betul kalo yang memeriksa (komputer Labkom UI ya?) sampai salah kunci jawaban. Seperti biasa, jawaban benar diberi nilai 4, yang salah minus 1, yang dikosongin dapet nilai 0. Jadi menjawab ngasal tidak mungkin. Ada satu orang cama yang 1 jam sudah selesai mengerjakan soal pada Hari I. Aku sampe tercengang. Sisa waktu dia habiskan dengan menggambar-gambar di bagian belakang buku soal. Aku pikir ni anak jenius apa ya? Ternyata pada Hari II dia sudah tidak muncul lagi. Rupanya hari I itu dia pusing dan menjawab asal saja.
Menurut situs SPMB 2006, pengumuman akan dilakukan secara online di situs tersebut pada tanggal 4 Agustus mulai jam 6 sore. Beda dengan apa yang dikatakan oleh pejabat di Unlam yang mengatakan bahwa pengumuman akan dilakukan pada 5 Agustus. Mungkin pengumuman secara offline, kali ya.
Kelihatannya persiapan untuk SPMB ini bagus juga. Unlam menyediakan fasilitas untuk ujian SPMB di RS bagi yang tidak bisa ujian bersama di Unlam karena sakit. Bahkan disediakan soal ujian dalam huruf Braille, walau ternyata tidak ada cama tunanetra yang mendaftar. Di Indonesia memang belum umum bagi tunanetra untuk mendapat perlakuan yang sama, sehingga wajar kalau si tunanetra sendiri tidak tahu bahwa disediakan fasilitas seperti ini untuknya. Tapi mestinya tidak berhenti di situ saja. Kalau sudah lulus, apakah cara belajarnya juga diadaptasi agar bisa diakses oleh tunanetra? Kalau ternyata tidak, ya, sia-sia saja.
Huff... SPMB. Banyak sekali yang berminat, dan jelas sekali hampir semua berusaha keras untuk menjawab dengan baik. Tapi tahukah mereka apa dan seperti apa nanti kuliah mereka? Apa saja mata kuliahnya nanti, apakah sesuai dengan pasar kerja, apakah mendorong mereka untuk mandiri, apakah sistem pendidikannya obyektif? Jarang sekali cama-cami yang mencari info sampai ke situ. Pokoknya kuliah, yang penting lulus di uni pilihan. Mau kurikulumnya kayak apa, cara ngajarnya kayak apa, lulusannya siap kerja atau tidak, itu bukan jadi acuan untuk memilih program studi/fakultas/universitas. Ujung-ujungnya, lulus jadi sarjana tanpa punya kemampuan untuk bekerja, tidak mampu bersaing, dan tidak mengerti mau jadi apa mereka sebenarnya. Akhirnya, kuliah bertahun-tahun hanya pemborosan saja. Sayang sekali, padahal biaya pendidikan semakin mahal. Ada gak ya pembimbingan di SMA untuk memilih program studi yang pas dari segi kemampuan akademik, minat, bakat, kemampuan finansial, trend pasar kerja, dan cita-cita?
Pics taken from: Banjarmasin Post
3 Comments:
At 7/17/2006 04:18:00 PM
Bowwwww
spmb boo
doeww kangen banget ma jaman2 depresi karena spmb!!dulu gw tu ampe ikutan les di GO. belakangan gw tau les tuh singakatan lesbian dan GO adalah nama laen gonorrhoe! so there's a lesbian got gonorrhoe.. ambigram konyol!
dulu ak spmb di unnes. daftar na di undip leburan. rameeeee banget,,
dan gw salah satu orang yang ngerjain ujian hari pertama sejam doank
ak mgambar indah di kertasna, hahahahha
tapi gw dateng buat ujian hari 2. tu lucunya ak sempet2nya kentut pas pengawasnya [co] makan risoles [ak pas didepan dia]. trus pas smpb ke 2 [ak dua kali ikut spmb. pertama taon 2002 n masuk kimia undip. kedua 2003 jebol k unlam] ak pilek n usil buang ingus gw [lagi2 dapet duduk di depan] tapi kali ni yang ngawas makan agar2 n cewe.
nah mina, gm apa ente jg ngalamin kesialan seperti yang dialami oleh kedua pengawas tadi.. kqkqkqkqkqkqkq
At 7/18/2006 03:48:00 PM
huehehehe... untung gak ada pengikut spmb ku yang jorok seperti dirimu. sebagian besar yang aku jaga cowok, dan lumayan banyak wajah oke-nya. sayang, no nice butts :D
At 2/11/2007 01:17:00 AM
Minta tolong dong please...adekku mo masuk fakultas kedokteran unlam insya allah tahun ini. Ada yang tau nggak berapa biaya masuknya plus biaya tiap semesternya? kalau terlalu mahal rencananya mo ganti jurusan aja...tolong ya kalau ada yg tau tolong email ke rikaio2010@hotmail.com
Trim's
Posted by rika